Selasa, 04 September 2007

Bendungan

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan

(disadur dari WIKIPEDIA.ORG)

Sabtu, 01 September 2007

Berang-Berang: Insinyur Pembuat Bendungan

Arsitektur adalah bidang di mana konsep seni dan estetika yang ditanamkan Allah dalam diri manusia dapat terlihat. Tapi tahukah Anda, ternyata masih terdapat banyak arsitek di alam ini yang sama terampilnya dengan manusia? Salah satu dari sekian banyak contoh yang ada adalah berang-berang.

Menebang Pohon dengan Gigi dan Cakar

Kisah tentang berang-berang dimulai dengan seekor pejantan dan betina yang pergi untuk membuat sarang baru untuk mereka sendiri. Pasangan berang-berang ini akan membangun rumahnya di atas sungai. Tapi, untuk mengerjakannya, pertama kali mereka harus membendung laju arus sungai. Untuk menahan laju aliran ini mereka menggunakan cara yang sama seperti yang telah dilakukan manusia selama ratusan tahun. Dengan kata lain, mereka membuat bendungan.

Untuk memulai membangun bendungan, pertama-tama mereka harus mendapatkan bahan baku. Bahan baku ini terdiri atas balok kayu dan cabang-cabang pohon. Berang-berang mulai bekerja dengan pergi menuju areal hutan di sekitar sungai. Pertama-tama mereka memakan sedikit dedaunan dari pohon yang mereka temukan. Tapi tugas utama mereka adalah menebang dan mendorong pohon ini hingga roboh. Mereka melakukannya dengan cara menggerogoti batang utama pohon tersebut. Yang menarik di sini adalah mereka menggerogoti kayu sedemikian rupa sehingga ketika pekerjaan menebang berakhir, batang pohon senantiasa roboh ke arah sungai.

Menebang dan merobohkan pohon masih merupakan bagian pekerjaan yang paling sederhana. Selanjutnya, berang-berang memotong pohon tersebut pada cabang-cabangnya. Mereka memulai membangun bendungan dengan meletakkan cabang-cabang tersebut di depan gelondongan kayu terbesar yang telah mereka robohkan sebelumnya. Perlu diketahui bahwa, setiap saat, peralatan yang mereka gunakan hanyalah cakar dan mulutnya saja.

Mereka melakukan pekerjaan menebang pohon dan membangun bendungan dengan penuh kesabaran. Dua ekor berang-berang menebang rata-rata empat ratus pohon per tahun. Mereka memotong-motong pepohonan yang berada agak jauh dari bendungan pada cabang-cabangnya, dan kemudian menyeret potongan-potongan tersebut ke bendungan.

Berang-berang selalu menggunakan gigi depan untuk menggerogoti batang atau cabang pohon. Karena mereka menggunakannya setiap waktu, maka gigi depan ini menjadi tumpul atau rusak. Tetapi rahang berang-berang dibuat dengan memperhitungkan semua hal ini sebelumnya. Gigi depannya yang tajam selalu tumbuh memanjang, layaknya kuku manusia. Demikianlah, Allah Yang Maha Besar, yang menciptakan berang-berang, juga menciptakan gigi mereka sesuai dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan.

Tubuh berang-berang didisain sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka untuk berenang dan menyelam dalam air. Kakinya berselaput sehingga mudah mengayuh air. Ekor belakangnya berbentuk seperti dayung raksasa, sehingga mereka dapat berenang dengan nyaman dalam air.

Dan Bendungan Pun Terbentuk...

Berang-berang terus saja membangun bendungan mereka dengan penuh semangat. Mereka begitu ahli dalam menyusun batang pohon dan cabang-cabang kecil, dan memperluas bendungan sedikit demi sedikit setiap hari.

Lambat-laun, bendungan menjadi semakin besar sehingga permukaan air yang terbendung di bagian depan pun semakin meninggi. Akhirnya, setelah beberapa bulan bekerja, danau yang besar pun terbentuk. Tapi karena danau bertambah besar, berang-berang harus memperkokoh bendungan tersebut dan memperbaiki kerusakannya. Mereka melakukan tugas berat ini dengan penuh kesabaran.
Pemandangan yang muncul sebagai hasil kerja keras selama beberapa bulan ini sungguh menakjubkan. Sebuah bendungan yang sesungguhnya, yang menyerupai buatan manusia, telah terbentuk.

Pada pengamatan lebih dekat, berang-berang membuat bendungan mereka dalam bentuk cekung. Bentuk seperti ini tidak dipilih secara kebetulan. Karena bentuk bendungan yang terbaik menahan tekanan air adalah bendungan yang berbentuk cekung. Faktanya, bendungan pembangkit listrik tenaga air modern yang ada sekarang juga dibangun dalam bentuk cekung.

Singkat kata, berang-berang memiliki pengetahuan tentang konstruksi, yang pada manusia dicapai setelah beberapa waktu, sejak hari pertama dari kehidupan mereka. Lalu, siapakah yang memberikan mereka pengetahuan tersebut? Tidak diragukan lagi, suatu makhluk hidup tidak mungkin memperoleh kemampuan membangun bendungan secara kebetulan. Ia tidak dapat menemukan bentuk bendungan yang akan memiliki daya tahan terkuat dalam menahan tekanan air secara kebetulan, dan ia pun tidak mampu menurunkan kemampuan ini kepada generasi berikutnya. Adalah Allah Yang Maha Besar, yang memberi berang-berang kemampuan yang mereka miliki, yang menciptakan semua makhluk hidup, dan yang memberi ilham atas apa yang mereka lakukan.

Rumah Bertingkat di Atas Air

Tujuan berang-berang membangun bendungan yang besar ini adalah untuk mendapatkan danau dengan air yang tenang di mana mereka dapat membuat sarang. Mereka juga membuat sarang ketika mereka sedang membangun bendungan. Sarang tersebut terletak di salah satu sisi danau, di suatu tempat yang dekat dengan tepian. Sarang ini, yang terlihat seperti gundukan kayu jika dilihat dari atas, ternyata didisain dengan sangat rapi.

Satu-satunya jalan masuk ke dalam sarang adalah dari bawah permukaan air. Untuk mencapainya, haruslah melalui terowongan tersembunyi. Terowongan ini bermuara pada suatu bilik tersembunyi di atas permukaan air. Keluarga berang-berang hidup di bilik yang kering dan aman ini. Sejumlah berang-berang membangun sarangnya dua lantai. Lantai pertama adalah sebagai jalan masuk dan ruang tamu, dan laintai berikutnya sebagai ruang makan dan ruang tidur.

Sarang berang-berang memiliki dua jalan masuk bawah air dan satu lubang angin yang terletak di bagian paling atas. Dalam sarangnya yang luar biasa ini, berang-berang tidak hanya terlindung dari bahaya luar, tapi juga memiliki naungan yang nyaman.

Ilham dari Allah

Danau kecil yang dibentuk berang-berang kadang dapat mencapai kedalaman tiga sampai empat meter. Mereka sebenarnya tidak memerlukan air sedalam ini untuk membangun sarang mereka. Kalau begitu, mengapa mereka membuat danau sedemikian dalam?
Jawaban atas pertanyaan ini tampak nyata pada musim dingin. Pada musim dingin, permukaan air membeku dan membentuk lapisan es yang lumayan tebal. Jika danau tidak cukup dalam, danau akan membeku hingga ke dasar, dan segala yang ada akan memjadi bongkahan es, dan ini akan melumpuhkan kemampuan berang-berang untuk bergerak.

Berang-berang, seolah tahu akan hal ini dan berusaha membuat danau kecil tersebut sedalam mungkin. Dengan demikian, di musim dingin, lapisan air yang tebal tersisa di bawah es. Ini cukup bagi berang-berang untuk dapat bergerak di dalam air dan mendapatkan makan.

Jika seseorang berpikir tentang hal ini, akan jelas bahwa apa yang dilakukan oleh berang-berang sangatlah luar biasa. Makhluk kecil ini berhasil mengerjakan sesuatu yang kebanyakan orang tidak mampu melakukannya tanpa pendidikan dan pelatihan khusus. Jadi, siapakah yang menjadikan mereka mampu melakukan hal ini?

Adalah mustahil mengatakan bahwa berang-berang adalah makhluk yang memiliki kecerdasan istimewa. Jadi, bagaimana binatang kecil ini merencanakan sarangnya dengan terowongan masuk istimewa ke dalam air, dan dilengkapi lubang angin? Bagaimana mereka tahu cara membuat bendungan dengan disain yang sama seperti pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air paling modern di dunia?

Pekerjaan-pekerjaan ini jauh di luar jangkauan kecerdasan dan pengetahuan yang dimiliki binatang kecil yang menawan ini. Jelas bahwa ada kekuasaan luar biasa yang memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan sangat baik.

Allah Yang Maha Besar, yang menciptakan semua makhluk hidup dan mengilhami perilaku berang-berang, juga mengilhami berang-berang untuk membuat bendungan dan sarang mereka yang sempurna. Allah menyatakan Kekuasaan-Nya atas semua makhluk hidup dalam sebuah ayat Alquran:

Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada dilangit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (QS. Ar-Ruum, 30:26)

Daftar danau dan waduk di Indonesia

Daftar danau dan waduk di Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Daftar Nama Danau dan Waduk di Indonesia Diurutkan Berdasarkan Abjad

Danau Airhitam berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Aneuklaot berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Anggi Giji berada di Provinsi Papua
Danau Anggi Gita berada di Provinsi Papua
Danau Bambenan berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Bangkau berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Batu berada di Provinsi Bali
Danau Batu Jai berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Danau Bekuan berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Belida berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Biru berada di Provinsi Papua
Danau Bitin berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Bratan berada di Provinsi Bali
Danau Buyan berada di Provinsi Bali
Danau Cembulu berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Danau berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Dendam Tak Sudah berada di Provinsi Bengkulu
Danau Di Atas berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Di Bawah berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Dipacampat berada di Provinsi Jambi
Danau Emas berada di Provinsi Bengkulu
Danau Ganting berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Gatel berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Genali berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Jembawan berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Jempang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Jepara berada di Provinsi Lampung
Danau Kalimutu Telaga Tiga Warna berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Danau Kawah Ijen berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Kawah Kelut berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Kenamfui berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Kerinci berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Laut Realoih berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Laut Tawar berada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Danau Limboto berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Limut berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Lindu berada di Provinsi Sulawesi Tengah
Danau Linouw berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Lubuk Deling berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Mahalona berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Maninjau berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Matana berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Matur berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Melintang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Mepara berada di Provinsi Kaflmantan Tengah
Danau Moat berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Pacai berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Pangkalan berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Paninai berada di Provinsi Papua
Danau Poso berada di Provinsi Sulawesi Tengah
Danau Ranau berada di batas Provinsi Lampung dan Sumatra Selatan
Danau Rawa Dano berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Rawa Kelindingan berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Rawa Pening berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Raya berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Rombebai berada di Provinsi Papua
Danau Segara Anak berada di Provinsi NTB
Danau Semayang berada di Provinsi Kalimantan Timur
Danau Sembuluh berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Sentani berada di Provinsi Papua
Danau Sentarum berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Sidenreng berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Singkarak berada di Provinsi Sumatra Barat
Danau Sipin berada di Provinsi Jambi
Danau Situ Bagendit berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Cileunca berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Langkung berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Lengkong berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Situ Sipanunjang berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Tage berada di Provinsi Papua
Danau Tambara berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Danau Tamblingan berada di Provinsi Bali
Danau Tang berada di Provinsi Kalimantan Barat
Danau Telaga Menjer berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Telaga Patenggang berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Telaga Sarangan berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Teloko berada di Provinsi Sumatra Selatan
Danau Tempe berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Terusan berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Tes berada di Provinsi Bengkulu
Danau Tete berada di Provinsi Kalimantan Tengah
Danau Ti Bi berada di Provinsi Papua
Danau Toba berada di Provinsi Sumatra Utara
Danau Tondano berada di Provinsi Sulawesi Utara
Danau Tonjidat berada di Provinsi Papua
Danau Towuti berada di Provinsi Sulawesi Selatan
Danau Waduk Cacaban berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Cengklik berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Cirata berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Darma berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Gajah Mungkur berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Gonclang berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Jatiluhur berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Karangkates berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Klampis berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Lahor berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Melahayu berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Ngebel berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Riam Kanan berada di Provinsi Kalimantan Selatan
Danau Waduk Saguling berada di Provinsi Jawa Barat
Danau Waduk Selarego berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Waduk Sempor berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Wadas Lintang berada di Provinsi Jawa Tengah
Danau Waduk Way Rarem berada di Provinsi Lampung
Danau Waduk Widas berada di Provinsi Jawa Timur
Danau Yamur berada di Provinsi Papua
Danau Yawasi berada di Provinsi Papua
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_danau_dan_waduk_di_Indonesia"

Atasi Lahan Kekeringan dengan Teknologi Embung

Bila kemarau tiba, banyak media cetak memberitakan tentang kekeringan di beberapa wilayah dengan menceritakan gagalnya panen padi dan terhentinya pasokan aliran air. Tetapi sebaliknya bila musim hujan datang, banyak petani yang merasa was-was bila areal persawahannya terendam sehingga panen padi yang diimpikan terpaksa harus dilupakan.

Kelebihan air yang tidak tertampung di musim hujan, menurut Dr. Achmad M. Fagi , Ahli Peneliti Utama Badan Litbang Pertanian harusnya ditampung agar bisa digunakan di musim kemarau melalui pembuatan embung sebagai langkah konservasi air sekaligus menahan laju erosi. Lebih lanjut dikatakan bahwa pembuatan embung merupakan solusi terbaik yang murah dan efisien. Selanjutnya air yang tertampung digunakan untuk keperluan pertanian di musim kemarau. Teknik pemanenan air hujan seperti ini cocok bagi ekosistem tadah hujan dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak pasti.

Di samping itu, bila air sudah tertampung dalam embung, dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat pemeliharaan ikan untuk usaha sampingan sebelum air itu digunakan sebagai pengairan. Jenis ikan yang dipelihara terutama ikan-ikan yang mempunyai toleransi tinggi terhadap kondisi lingkungan perairan yang buruk, sesuai dengan kondisi perairan embung yang tergenang. Ikan mujair biasanya dapat hidup dengan baik dalam kondisi perairan embung semacam ini.

Lebih lanjut Iis Syamsiah, peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi, Subang menyatakan bahwa pembuatan embung mudah dilaksanakan, namun harus memenuhi beberapa kriteria seperti jenis tanah, kemiringan, tipe curah hujan, ukuran dan luas daerah tangkapan hujan. Penandaan alur air limpasan harus segera diketahui melalui pengamatan pada musim hujan, sehingga arah aliran air tersebut sebagai dasar penentuan letak embung

Embung, Irigasi Kendi, dan Dam Parit

Oleh
Salman Darajat

Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Ratusan ribu hektare tanaman pangan, terutama padi, di Pulau Jawa terancam. Luas lahan padi yang potensial gagal panen terus bertambah seiring dengan musim kemarau yang berubah pola.
Perubahan iklim—para ahli mengaitkannya dengan gejala pemanasan global—menyebabkan musim hujan dan kemarau di Indonesia bergeser. Musim kemarau yang biasanya terjadi pada periode April sampai Oktober, tahun ini baru dimulai pada Juli.
Demikian juga dengan musim hujan yang bergeser dari November sampai Maret ke Februari hingga Juni. Total luas tanaman padi yang kekeringan selama Januari-Juli 2007 mencapai 268.518 hektare.
Kawasan tropis ditengarai akan menderita “pukulan produksi pangan” akibat besarnya variabilitas iklim menjelang 2030. Itu berarti kerawanan pangan akan sering terjadi. Kekhawatiran ini cukup beralasan.
Karena meski bencana kekeringan sudah mengancam dan melanda sentra-sentra produksi beras di Jawa, pemerintah malah membantah terjadi bencana kekeringan nasional pada musim kemarau sekarang ini. Petani di daerah pantai utara (pantura) Jabar dan Jateng padahal sudah berteriak sawah mereka kering. Pemerintah harus menanggapi masalah ini dengan serius karena menyangkut produksi beras nasional. Pemerintah harus cepat menangani bencana alam yang sudah di depan mata.
Berdasarkan hasil analisis data historis yang disampaikan Direktur PLA Deptan, kekeringan kali ini selain merupakan kejadian musiman biasa, juga akumulasi dan interaksi tiga faktor penyebab lainnya, yaitu degradasi lingkungan dan sumber daya air, tata kelola air yang memburuk, dan dampak perubahan iklim global. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah harus mengantisipasi dengan cepat dan tepat faktor ini.

Embung dan Kendi
Untuk mengantisipasi dampak kemarau atas ketersediaan air untuk pertanian, penerapan beberapa Teknologi Tepat Guna akan sangat membantu diantaranya adalah: Pertama, Teknologi Embung. Teknologi ini pernah digalakkan beberapa tahun lalu dan telah terbukti berhasil pada daerah Semi Arid Tropic di dunia.
Di beberapa tempat di Indonesia teknologi ini sudah diterapkan. Embung adalah kolam penampung air hujan untuk mensuplai air di musim kemarau, menurunkan volume aliran permukaan sekaligus meningkatkan cadangan air tanah, dan mengurangi kecepatan aliran permukaan hingga daya kikis dan daya angkutnya menurun.
Teknologi Embung dapat meningkatkan intensitas tanah dan hasil usaha tani. Di Yogyakarta penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun dengan pola padi, tembakau, jagung. Nilai usaha tani pada sawah tadah hujan meningkat dari Rp 4,3 juta/ha/tahun menjadi Rp 11,7 juta/ha/tahun. Pada lahan kering, maka usaha tani meningkat dari Rp3,5 juta menjadi Rp 8,3 juta/ha/tahun.
Selain itu, Embung juga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan, dan air embung dapat pula dimanfaatkan untuk minum bagi ternak. Dengan penerapan teknologi ini, dalam jangka panjang diharapkan muka air tanah naik sehingga dapat dibuat sumur untuk keperluan rumah tangga. Lokasi yang sesuai untuk konstruksi umum bagi teknologi embung adalah : 1) Lapisan tanah bagian bawah kedap air, 2) kemiringan lahan kurang dari 40%, 3) tidak langsung dilalui oleh saluran pembuangan air utama.
Kedua, Sistem Irigasi Kendi. Ini adalah salah satu bentuk pemberian air pada tanaman melalui zona per-akaran tanaman. Irigasi kendi ini dapat menghemat penggunaan air dengan cara mengatur melalui sifat porositas kendi.
Secara operasional, kendi ditanam di bawah tanah dekat dengan zona perakaran tanaman. Jumlah kendi yang ditanam tergantung pada jenis tanaman, kebutuhan air tanaman, suplai air serta porositas tanah dan kendi.
Mekanisme pengisian air ke dalam kendi adalah dengan memasukkan air yang berasal dari air hujan atau sumber air lainnya melalui selang air. Pada waktu musim kering dimana ketersediaan air di dalam tanah berkurang, maka air dalam kendi akan mengalir ke luar melalui pori-pori kendi sesuai dengan prinsip hukum keseimbangan tekanan air di dalam tanah.
Sistem irigasi kendi ini dikembangkan oleh Jurusan Teknik Pertanian IPB dan telah diuji coba di beberapa lokasi untuk tanaman tomat, cabe dan tanaman hortikultular lainnya.

Sosialisasi
Ketiga, Sistem Irigasi Dam Parit (Channel Reservoir). Sistem irigasi dam parit adalah sistem yang memanfaatkan aliran sungai dengan cara memotong aliran sungai dan mengumpulkan air dari aliran sungai tersebut untuk didistribusikan ke saluran irigasi yang ada. Dengan sistem ini, aliran permukaan dapat dikurangi sehingga dapat digunakan sebagai cara untuk penanggulangan banjir.
Di samping itu, sistem ini dapat mengurangi sedimentasi dan pendangkalan sungai akibat sedimentasi karena berkurangnya laju aliran permukaan, dan meningkatkan permukaan air tanah. Sistem ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Litbang Pertanian.
Sayangnya, sosialisasi berbagai teknologi ini kepada masyarakat petani terasa masih kurang. Terkait dengan hal ini pun kabarnya pada 21 Agustus 2007, Deptan meluncurkan kalender tanam sebagai acuan bagi petani dalam menentukan tanaman pilihan. Namun, kita meragukan bahwa informasi semacam ini akan sampai ke petani. Kita khawatir program hanya berhenti sebatas proyek dan tidak sampai ke sasaran.
Syahdan, seorang teman yang kebetulan berkesempatan berada satu forum dengan petani di sebuah diskusi yang digelar Sinar Harapan dan tabloid Agrina beberapa waktu lalu. Ia dibuat heran dengan respon petani yang begitu antusias saat melihat teman saya ini memegang buku panduan pola tanam. Saat itu juga, para petani itu meminta izin untuk memfoto kopi buku panduan tersebut.
Teman saya yang akademisi ini tentu heran. Bukankah buku panduan seperti itu harusnya sudah menjadi pegangan wajib petani dan menjadi “buku pintar” mereka? Jadi, jika tahun ini pemerintah berniat meluncurkan kalender tanam, bisakah kita diyakinkan bahwa produk tersebut akan benar-benar sampai ke tangan petani?
Fakta nekatnya petani menanam padi meski berhadapan dengan risiko tinggi gagal tumbuh, membuktikan bahwa peran penyuluh di lapangan masih belum optimal. Jika kita telisik kondisi penyuluhan di Indonesia sangat rawan. Penyuluhan pertanian, sebagai bagian integral pembangunan pertanian, merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya.

Penulis adalah alumnus Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Bekerja di Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan Aceh Timur



Copyright © Sinar Harapan 2003

Yo, Ayo PERSIBO

Ayo Persibo,
Musim Depan Engkau Berlaga Di Divisi Utama.
Gak Usah Terlalu muluk-muluk.
Bertahan di Divisi Utama Dahulu.
Tetapi, Engkau Harus harus terus berusaha untuk Menembus SUPERLIGA. Syukur-syukur Kalau Juara. Engkau pasti membuat Nama BOJONEGORO harum, terkenal dan disegani daerah manapun.
Yo, Ayo terus berjuang.
Doaku Menyertaimu.
Ku tunggu engkau berlaga di Kota MALANG